Chemistry for better life ....

Saturday 24 November 2007

Kimia, Sentral Sains

Kimia, sekilas mendengar kata ini, reaksi seseorang akan bermacam-macam. Segilintir orang akan tersenyum, sambil berkata “ehm”, “menarik”, “patut dipelajari”. Sementara beberapa orang akan mengernyitkan keningnya lalu membayangkan sederetan panjang rumus molekul beserta nama-nama aneh yang harus ia hafal, dan tentunya tidak mampu ia hafal. Sedangkan, bagi sebagian besar orang, kimia kerap kali dikonotasikan negatif. Istilah tersebut dihubung-hubungkan ketika sedang membicarakan racun, penyalahgunaan obat, pencemaran lingkungan atau bahkan terorisme. Hal tersebut sebenarnya tidak salah, namun juga tidak dapat dianggap benar, karena telah mempersempit makna kimia dari pengertian yang sebenarnya.

Kimia sebenarnya merupakan ilmu yang mengkaji tentang sebuah materi dari sudut pandang molekular, sifat-sifatnya dan berbagai perubahan yang dapat dilakukan oleh materi tersebut. Kimia mempelajari hal-hal mendasar tentang molekul, bagaimana molekul-molekul ini dapat terbentuk dari atom-atom, mengapa mereka memiliki sifat-sifat tertentu dan apa yang dapat terjadi pada molekul tersebut jika ia bertemu molekul lain yang berbeda. Ilmu kimia mempelajari pula bagaimana suatu molekul tersusun hingga pada akhirnya membentuk suatu materi, baik itu materi sintetis buatan manusia maupun materi penyusun kehidupan yang telah disediakan oleh alam.

Karena membahas tentang materi, maka ilmu kimia sebenarnya membahas mengenai apa yang kita lihat, apa yang kita sentuh maupun apa yang kita cium sejak kita membuka mata untuk pertama kalinya hingga pada suatu waktu kita harus tertidur selamanya. Kimia ada dalam setiap kegiatan mendasar yang kita lakukan, misalnya bernafas (bernafas sama dengan menghirup oksigen dan menghembuskan karbon dioksida), makan (makan merupakan proses memasukkan berbagai senyawa kimia seperti karbohidrat, protein, lemak ke dalam tubuh), minum (berkaitan erat dengan molekul air) atau bahkan tidur (mengantuk dapat dihubungkan dengan metabolisme glukosa dalam tubuh). Sabun, sampo, alat kosmetik, obat-obatan, bungkus makanan, kendaran bermotor, ataupun pakaian yang kita kenakan semuanya tersusun dari bahan-bahan kimia. Semakin kompleks dan rumit suatu bahan maka semakin banyak dan rumitlah susunan senyawa kimia yang ada didalamnya.

Ruang lingkup ilmu kimia yang sangat luas dan berkenaan dengan keidupan sehari-hari selalu berdampingan dengan berbagai disiuplin ilmu lain. Ilmu kimia memposisikan dirinya sebagai pijakan untuk memahami keilmuan tersebut terutama dari tingkat molekular. Kimia tidak mempelajari mengenai hal-hal yang sangat kecil seperti partikel submolekular, misalnya elektron namun menjelaskannya bagaimana peranan elektron dalam pembentukan suatu senyawa. Ilmu kimia juga tidak mempelajari makhluk hidup seperti hewan dan tumbuhan secara langsung, namun kimia mendasari pemahaman makhluk hidup dari tingkat molekular. Di bidang kedokteran misalnya, ilmu kimia memberikan gambaran bagaimana pergantian satu asam amino saja pada protein hemoglobin darah menyebabkan orang tersebut mengalami gangguan thallasemia, yaitu sel darahnya yang tidak dapat mengangkut oksigen. Setelah struktur dari protein tersebut diketahui, terapi yang efektif baru dimulai. .Begitu pula halnya pada disiplin ilmu seperti fisiologi makhluk hidup, farmasi, teknologi material, genetika dan lain-lain. Selain itu, kimia dapat menjembatani antara dua ilmu dasar lainnya yaitu fisika dan biologi. Kimia menghubungkan antara konsep-konsep dasar fisika, seperti gaya dan energi, yang diwujudkan dalam suatu struktur molekul yang tersusun pada sistem biologis. Berdasarkan pertimbangan tersebut, sangat beralasan jika kimia dapat dipandang sebagai sentral sains.

Rizmahardian A. Kurniawan



1 comment:

Anonymous said...

mother of sciences....

Go Mipa Go Mipa Go

Kampoenk lain