Keberadaan kalsium dalam suatu bahan makanan dapat diketahui dengan cara melakukan uji reaksi spesifik. Sampel bahan makanan yang telah dipreparasi dapat direaksikan dengan berbagai reagen spesifik. Beberapa reaksi spesifik kalsium yang disadur dari Vogel (1985) adalah sebagai berikut :
1.Larutan amonia: tak ada endapan, karena kalsium hidroksida larut cukup banyak. Dengan zat pengendap yang telah lama dibuat, mungkin timbul kekeruhan karena terbentuknya kalsium karbonat.
2.Larutan amonium karbonat: endapan amorf putih kalsium karbonat:
Dengan mendidihkan, endapan menjadi berbentuk kristal. Endapan larut dalam air yang mengandung asam karbonat berlebih (misalnya, air soda yang baru dibuat), karena pembentukan kalsium hidrogen karbonat yagn larut:
Dengan mendidihkan, endapan muncul lagi, karena karbon dioksida keluar selama proses itu sehingga reaksi berlangsung ke arah kiri. Ion-ion barium dan strotium bereaksi serupa.Endapan larut dalam basa, bahkan dalam asam asetat.
Kalsium karbonat larut sedikit dalam larutan garam-garam amonium dari asam kuat.
3.Asam sulfat encer: endapan putih kalsium sulfat:
CaSO4 larut cukup berarti dalam air (0,61 g Ca2+; 2,06 g CaSO4 atau 2,61 g CaSO4.2H2O ℓ-1; Ks = 2,3 x 10-4); yaitu larut lebih banyak daripada barium atau strontium sulfat. Dengan adanya etanol, kelarutannya menjadi jauh lebih sedikit.
Endapan melarut dalam asam sulfat pekat, panas.Kompleks yang sama akan terbentuk jika endapan dipanaskan dengan larutan amonium sulfat 10 persen.Meskipun pelarutan dalam amonium sulfat mungkin tak sempurna, ion-ion kalsium dapat dideteksi dalam filtrat dengan oksalat, setelah dinetralkan dengan amonia.
4.Kalsium sulfat jenuh: tak terbentuk endapan (perbedaan dari strontium dan barium.
5.Larutan amonium oksalat: endapan putih kalsium oksalat, segera dari larutan-larutan pekat dan lambat dari larutan-larutan encer. Pengendapan dipermudah dengan menjadikan larutan bersifat basa dengan amonia. Endapan praktis tak larut dalam air (6,53 mg Ca(COO)2 ℓ-1; Ks = 2,6 x 10-9), tak larut dalam asam asetat, tetapi larut dengan mudah dalam asam-asam mineral.
6.Larutan kalium kromat: tak terjadi endapan dari larutan-larutan encae, tak pula dari larutan-larutan pekat dengan adanya asam asetat.
7.Larutan kalium heksasianoferat(II): endapan putih garam campuran.
Dengan adanya amonium klorida, uji ini akan lebih peka. Dalam hal ini, kalium digantikan oleh ion-ion amonium dalam endapan. Uji ini dapat dipakai untuk membedakan kalsium dari stronsium; tetapi ion barium dan magnesium mengganggu.
8.Reagensia natrium dihidroksitartrat osazon
Endapan kuning garam kalsium yang sangat-sedikit larut. Semua logam-logam lain, kecuali garam alkali dan amonium, tak boleh ada. Magnesium tak mengganggu, asalkan konsentrasinya tak melampaui 10 kali konsentrasi kalsium itu.
Taruh setetes larutan uji yang netral di atas lempeng bercak hitam atau di atas kaca arloji hitam, dan tambahkan sekeping kecil reagensia padat. Jika kalsium tak ada, reagensia larut dengan sempurna. Adanya kalsium terungkap dengan terbentuknya selaput putih di atas permukaan cairan, yang akhirnya memisah sebagian endapan yang padat.
Kepekaan: 0,01µg Ca. Batas konsentrasi: 1 dalam 5.000.000.
Reagensia ini berguna antara lain untuk membedakan dengan cepat, air ledeng dari air suling: hasil positif diperoleh dengan campuran 1 bagian air ledeng dan 30 bagian air suling.
9.Reagensia asam pikrolonat (atau 1-p-nitrofenil-3-metil-4-nitro-5-pirazolon)
Dalam larutan netral atau asam asetat. Strontium dan barium juga memberi endapan tetapi dengan bentuk kristal yang berbeda. Banyak sekali unsur, termasuk tembaga, timbel, torium, besi, aluminium, kobalt, nikel, dan barium yang mengganggu.
Taruh setetes larutan uji (entah netral atau diasamkan dengan asam asetat) dalam lubang dari suatu lembeng bercak yang hangat, dan tambahkan 1 tetes larutan asam pikrolonat jenuh. Dihasilkan kristal-kristal empat persegi panjang yang khas. Kristal-kristal empat persegi panjang yang khas dari kalsium pikrolonat Ca(C10H7O5N4)2.8H2O
Kepekaan: 100 µg (dalam 5 ml). Batas konsentrasi: 1 dalam 50.000. kepekaan adalah 0,01 µg (dalam 0,01 ml) di bawah mikroskop.
10.Uji (mikroskop) kalsium sulfat dihidrat. Ini adalah suatu uji pemastian yang baik sekali terhadap kalsium dalam Golongan IV; uji ini memakai sebuah mikroskop (pembesaran kira-kira 110 x). Garam-garam sebaiknya dapat sebagai nitrat.
Uapkan beberapa tetes larutan uji di atas kaca arloji sampai kering pada penangas air, larutkan residu dalam beberapa tetes air, pindahkan ke atas lempeng mikroskop, dan tambahkan setetes kecil sekali asam sulfat encer.(Mungkin perlu untuk memanaskan lempeng perlahan-lahan di atas penangas air sampai tepat mulai terjadi kristalisasi pada pinggirannya.) ketiak diamati melalui mikroskop nampak kristal seperti kumpulan jarum atau prisma yang memanjang dengan adanya kalsium.
Batas konsentrasi: 1 dalam 6.000.
11.Etanol bebas air, atau campuran 1+1 dari etanol bebas air dan dietil eter, melarutkan baik kalsium klorida maupun kalsium nitrat.
12.Uji kering (pewarnaan nyala). Senyawa-senyawa kalsium yang mudah menguap, memberi warna merah-kekuningan kepada nyala Bunsen (lihat keterangan pada Barium).
Daftar Pustaka:
Vogel, A.I., 1985, Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Anorganik Makro dan Semimikro, Penerjemah L. Setiono dan A.H Pudjaatmaka, Kalman Media Pustaka, Jakarta.
No comments:
Post a Comment