Quran Surah Asy-Syam (91) ayat 8-10 menyebutkan bahwa “Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu. dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” Berdasarkan potongan ayat tersebut dapat diketahui bahwa Allah telah memberikan potensi baik dan buruk kepada manusia. Manusia diberikan hak untuk memilih jalan hidupnya, baik atau buruk.
Makna dari ayat tersebut sangat mendalam dan dapat dikaji dari berbagai sudut pandang. Salah satunya menurut ilmu genetika yang mempelajari tentang pewarisan sifat dari orang tua kepada keturunannya.
Menurut genetika, manusia menyimpan seluruh informasi tentang aktivitas sel penyusun tubuhnya dalam kombinasi 4 basa nitrogen, yaitu adenin (A), sitosin (C), guanine (G) dan timin (T). Basa nitrogen terangkai bersama gugus fosfat dan gula deoksiribosa membentuk suatu untaian panjang berpilin yang disebut gen. Gen setiap manusia berbeda. Gen tidak hanya menentukan sifat dan kemampuan yang bersifat fisik, tetapi juga karakter dan emosi manusia. Apabila suatu informasi yang tidak ditulis pada gen berarti tidak dapat dilakukan oleh manusia. Mungkin, gen adalah wujud fisik dari takdir Allah pada manusia.
Banyak persepsi yang salah mengenai gen. Masyarakat menganggap gen bersifat statis dan sifat yang merupakan perwujudan dari gen akan diwariskan pada keturunan. Berdasarkan persepsi tersebut, seorang anak yang memiliki orang tua diabetes diduga kuat juga menderita penyakit yang sama. Pada kasus yang lebih ekstrim, anak seorang penjahat juga akan menjadi seorang penjahat. Akan tetapi, pendapat tersebut tidak benar. Jacob dan Monod (1961) menemukan bahwa gen tidak bersifat statis. Sebagian gen dapat diaktifkan sedangkan sebagian lain dapat dinonaktifkan. Mekanisme aktif dan nonaktif pada gen diatur dalam suatu mekanisme regulasi yang disebut teori operon. Teori operon dimodelkan pada bakteri Eschericia coli. Bakteri E. coli secara normal tidak dapat menggunakan laktosa sebagai sumber energi. Jika bakteri E. coli ditumbuhkan pada lingkungan yang hanya mengandung laktosa, maka bakteri tersebut menggunakan laktosa sebagai sumber energi. Mekanisme pengaktifan gen pada bakteri E. coli diperlihatkan pada gambar
Mekanisme regulasi gen tidak hanya terjadi pada bakteri tetapi juga pada manusia. Ilustrasi yang sederhana adalah peristiwa berubannya rambut. Gen uban pada manusia menjadi aktif jika seseorang memasuki usia tertentu. Aktifnya gen uban dapat dipercepat jika seseorang mengalami depresi berat. Aktifnya gen manusia juga dapat terlihat ketika seseorang berada pada kondisi terdesak. Seorang pria biasa yang memiliki kecepatan lari di bawah rata-rata, ternyata mampu lari seperti seorang pelari jarak pendek, jika sedang dikejar binatang buas. Pada kondisi tersebut, gen yang mengintruksikan otot-otot kaki untuk berkontraksi lebih cepat aktif. Jika gen-gen yang mengatur aktifitas fisik dari manusia dapat diaktifkan atau dinonaktifkan, maka begitu pula halnya dengan gen-gen yang mengatur emosi dan kepribadian. Gen yang mengatur sifat iri, pemarah, sabar, rendah hati, dendam, malas yang ada pada diri manusia dapat diaktifkan atau dinonaktifkan.
Teori operon merupakan teori yang tepat untuk menjelaskan makna Surah AsySyamsy 8-10. Setiap manusia memiliki potensi untuk menjadi baik atau buruk karena pada sel-sel penyusun tubuhnya terdapat gen baik dan buruk. Manusia diberi kebebasan untuk dapat mengaktifkan gen baik atau gen buruk yang ada pada dirinya.
Manusia yang beruntung adalah manusia yang mampu mengaktifkan gen baik dan menonaktifkan gen buruk. Kazuo Murakami, seorang ilmuan genetika dari Jepang, mengatakan bahwa gen-gen baik pada manusia dapat diaktifkan dengan secara internal maupun secara eksternal. Secara eksternal, lingkungan dapat mempengaruhi gen. Pemilihan lingkungan yang tepat dapat mengaktifkan gen baik pada diri manusia. Secara internal, berfikir positif, keikhlasan dan rasa syukur adalah cara untuk mengaktifkan gen-gen baik manusia.
Makna dari ayat tersebut sangat mendalam dan dapat dikaji dari berbagai sudut pandang. Salah satunya menurut ilmu genetika yang mempelajari tentang pewarisan sifat dari orang tua kepada keturunannya.
Menurut genetika, manusia menyimpan seluruh informasi tentang aktivitas sel penyusun tubuhnya dalam kombinasi 4 basa nitrogen, yaitu adenin (A), sitosin (C), guanine (G) dan timin (T). Basa nitrogen terangkai bersama gugus fosfat dan gula deoksiribosa membentuk suatu untaian panjang berpilin yang disebut gen. Gen setiap manusia berbeda. Gen tidak hanya menentukan sifat dan kemampuan yang bersifat fisik, tetapi juga karakter dan emosi manusia. Apabila suatu informasi yang tidak ditulis pada gen berarti tidak dapat dilakukan oleh manusia. Mungkin, gen adalah wujud fisik dari takdir Allah pada manusia.
Banyak persepsi yang salah mengenai gen. Masyarakat menganggap gen bersifat statis dan sifat yang merupakan perwujudan dari gen akan diwariskan pada keturunan. Berdasarkan persepsi tersebut, seorang anak yang memiliki orang tua diabetes diduga kuat juga menderita penyakit yang sama. Pada kasus yang lebih ekstrim, anak seorang penjahat juga akan menjadi seorang penjahat. Akan tetapi, pendapat tersebut tidak benar. Jacob dan Monod (1961) menemukan bahwa gen tidak bersifat statis. Sebagian gen dapat diaktifkan sedangkan sebagian lain dapat dinonaktifkan. Mekanisme aktif dan nonaktif pada gen diatur dalam suatu mekanisme regulasi yang disebut teori operon. Teori operon dimodelkan pada bakteri Eschericia coli. Bakteri E. coli secara normal tidak dapat menggunakan laktosa sebagai sumber energi. Jika bakteri E. coli ditumbuhkan pada lingkungan yang hanya mengandung laktosa, maka bakteri tersebut menggunakan laktosa sebagai sumber energi. Mekanisme pengaktifan gen pada bakteri E. coli diperlihatkan pada gambar
Mekanisme regulasi gen tidak hanya terjadi pada bakteri tetapi juga pada manusia. Ilustrasi yang sederhana adalah peristiwa berubannya rambut. Gen uban pada manusia menjadi aktif jika seseorang memasuki usia tertentu. Aktifnya gen uban dapat dipercepat jika seseorang mengalami depresi berat. Aktifnya gen manusia juga dapat terlihat ketika seseorang berada pada kondisi terdesak. Seorang pria biasa yang memiliki kecepatan lari di bawah rata-rata, ternyata mampu lari seperti seorang pelari jarak pendek, jika sedang dikejar binatang buas. Pada kondisi tersebut, gen yang mengintruksikan otot-otot kaki untuk berkontraksi lebih cepat aktif. Jika gen-gen yang mengatur aktifitas fisik dari manusia dapat diaktifkan atau dinonaktifkan, maka begitu pula halnya dengan gen-gen yang mengatur emosi dan kepribadian. Gen yang mengatur sifat iri, pemarah, sabar, rendah hati, dendam, malas yang ada pada diri manusia dapat diaktifkan atau dinonaktifkan.
Teori operon merupakan teori yang tepat untuk menjelaskan makna Surah AsySyamsy 8-10. Setiap manusia memiliki potensi untuk menjadi baik atau buruk karena pada sel-sel penyusun tubuhnya terdapat gen baik dan buruk. Manusia diberi kebebasan untuk dapat mengaktifkan gen baik atau gen buruk yang ada pada dirinya.
Manusia yang beruntung adalah manusia yang mampu mengaktifkan gen baik dan menonaktifkan gen buruk. Kazuo Murakami, seorang ilmuan genetika dari Jepang, mengatakan bahwa gen-gen baik pada manusia dapat diaktifkan dengan secara internal maupun secara eksternal. Secara eksternal, lingkungan dapat mempengaruhi gen. Pemilihan lingkungan yang tepat dapat mengaktifkan gen baik pada diri manusia. Secara internal, berfikir positif, keikhlasan dan rasa syukur adalah cara untuk mengaktifkan gen-gen baik manusia.
3 comments:
artikelnye mantab, padat berisi :)
keren....
thanks bro...give me more inspiration about life... that Allah has arranged everything from small things that we never think...
Post a Comment